Selasa, 01 Mei 2012

Sebuah Mimpi Nazi akan Ras yang Sempurna


Data buku

Judul buku : Black Mission
Pengarang : James Rollins
Penerbit : Dastan Books
Tahun terbit : 2007
Jumlah halaman : 668 halaman
Resensi buku
Jim Czajkowski, yang dalam novel ini memakai nama pena James Rollins, telah menulis banyak novel yang menjadi bestseller dan terdiri dari beragam genre. Selain sebagai James Rollins, ia juga menggunakan nama James Clemens dalam beberapa karyanya. Novel Black Mission ini mempunyai judul asli Black Order, merupakan buku ketiga dalam seri Sigma Force, dan termasuk ke dalam genre science-fiction-thriller. Pada bagian depan, pengarang menulis ucapan terima kasih, catatan sejarah, dan catatan ilmiah. Pada bagian penutup, pengarang menulis tentang penjelasan fakta dan fiksi yang terdapat dalam novel ini.
Novel dibuka dengan cerita tentang usaha beberapa anggota Schutzstaffel, dipimpin oleh Jakob Sporrenberg, untuk menyelamatkan sebuah proyek rahasia yang diberi kode rahasia die Glocke atau the Bell dari ancaman tentara sekutu pada penghujung perang dunia kedua. Lompat ke masa kini, cerita berlanjut dengan tiga subplot tentang tiga kejadian di tempat yang berbeda. Di Pegunungan Himalaya, Tibet, Painter Crowe, direktur Sigma Force, dan Dr. Lisa Cummings terjebak dalam sebuah kastil yang berisi sekelompok orang. Kelompok itu dipimpin oleh Dr. Anna Sporrenberg yang sedang melakukan penelitian rahasia menggunakan the Bell. Adanya sabotase terhadap the Bell telah mengakibatkan kesalahan fatal yang mengakibatkan kematian aneh di biara dan desa sekitar kastil dan juga mengancam nyawa Painter dan Anna yang juga terkena paparan radiasi tingkat rendah.
Di Kopenhagen, Denmark, Grayson Pierce, anggota Sigma Force, dan Fiona Neal menjadi sasaran pembunuhan karena memiliki injil peninggalan Charles Darwin. Gray yang merasa bertanggung jawab karena menyebabkan kematian nenek Fiona berusaha untuk mengungkapkan siapa yang mengincar nyawa mereka. Petualangan Gray dan Fiona, dibantu oleh Monk Kokkalis, teman Gray di Sigma Force, berlanjut sampai Jerman di rumah Ryan Hirszfield, yang merupakan keturunan Hugo Hirszfield, pemimpin awal proyek the Bell dan pemilik injil darwin, dan kastel Wewelsburg, dimana Gray, Fiona, Ryan, dan Monk dijebak dan ditawan.
Di Zululand, Afrika Selatan, Dr. Marcia Fairfield diserang oleh sesuatu yang hanya dikenal oleh penduduk setempat sebagai ukufa atau kematian. Khamisi Taylor yang menemani Marcia untuk memeriksa bangkai seekor badak hitam dituduh sebagai penyebab kematian dokter itu karena tidak berusaha untuk menyelamatkannya. Bersama Dr. Paula Kane, sahabat Marcia, Khamisi mencoba untuk menyelidiki apa yang menyerang Marcia. Penyelidikan tersebut membawa mereka berdua menghadapi keluarga Waalenberg, sebuah keluarga yang sangat berkuasa di Afrika Selatan, dan juga menyebabkan nyawa mereka terancam oleh keluarga itu.
Ketiga kejadian di tiga tempat yang berbeda itu bermuara kepada satu proyek rahasia yang disembunyikan oleh Nazi dan berusaha dibangkitkan kembali oleh keluarga Waalenberg. Keluarga Waalenberg, yang dikepalai Sir Baldric Waalenberg, berusaha mewujudkan mimpi lama Nazi untuk menciptakan ras baru yang sempurna menggunakan the Bell, yang dapat berfungsi untuk mengendalikan evolusi, dan memusnahkan manusia lainnya yang mereka anggap tidak berguna. Gray dan kawan-kawannya berusaha untuk menghentikan rencana Baldric dan menyelamatkan nyawa direkturnya.
Kelebihan pada novel ini, seperti halnya novel lain yang bergenre sejenis, adalah pada penggambaran latar yang detail, dimana semua cerita berlangsung, alur yang membuat pembaca menjadi penasaran terhadap cerita, dan cerita yang mencampurkan antara berbagai fakta sejarah, ilmu dan teknologi, dan fiksi. Kekurangan pada novel ini terletak pada sebagian karakter yang tidak digambarkan karakternya, tetapi kekurangan ini pun dapat dimaklumi karena beberapa karakter utamanya telah digambarkan dalam seri Sigma Force sebelumnya. Berdasarkan kelebihan dan kekurangan tersebut, James Rollins telah berhasil menulis novel yang tidak hanya menegangkan tapi juga menyenangkan untuk dibaca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar