Rabu, 26 Oktober 2011


KEPERGIAN AYAHKU
Kehilangan salah satu orang yang kita sayang ternyata amat perih rasanya, gak cuma itu hari-hari pun sangat berbeda. Senyumnya, tutur katanya, tingkah lakunya, dan semua yang sering kita lihat ketika beliau masih ada tak mungkin terhapuskan di memori kehidupan kita. Mungkin aku gak pernah terfikir akan kehilangan Ayah yang amat tercinta begitu cepatnya, sesosok Ayah yang sangat sederhana mungkin bisa dikatakan Ayah tidak minta lebih ataupun menuntut banyak dari apa yang kita miliki. Cita-cita beliau hanya ingin melihat buah hatinya tidak mengalami penderitan beliau ketika berjuang menjalani kehidupan tanpa memiliki apa-apa. Ayah selalu berpesan untuk terus berusaha dan jangan pernah menyerah untuk mencapai kesuksesan apalagi tergantung sama orang lain sekalipun saudara kita. Beliau juga berkata untuk tidak membiasakan kita meminjam ataupun meminta dari seseorang, manfaatkan apa yang kita miliki lebih baik, yang penting kita diberikan kesehatan oleh Allah swt untuk ibadah itu sudah cukup bahagia kata beliau. Hari demi hari terus berlalu, seakan selalu teringat kepada Ayah. Mungkin rasa kangen seorang anak kepeda orang yang disayanginya tidak cukup dengan hanya memikirkannya saja. Melainkan dengan perbuatan yang bisa membuat beliau tersenyum di alam sana ketika melihat buah hatinya menjadi anak yang Shaleh dan Shaleha sesuai keinginnannya.
Ayah, aku ingin bangat ayah melihat apa yang kita lakukan bersama terulang kembali. Tapi semua keinginan itu hanya angan-angan semata. Air mataku tidak sengaja aku jatuhkan ketika mengingatnya, Mungkin karena kasih dan sayang beliau yang sangat aku rasakan sehingga aku meneteskan air mata ketika mengingatnya. Sekarang yang aku punya dalam hidup ini sangat aku jaga dan sayangi, mereka selalu membuat aku tersenyum. Ibu, Kaka, dan Adikku selalu mengisi kesibukan aku dalam menjalani keseharian. Tak kenal rasa lelah ketika aku bersama kalian. Aku berharap agar bisa terus bersama kalian, dan aku tidak mau melihat kalian merasakan kesedihan yang aku rasakan. Tak seorang pun yang boleh menyakiti kalian, aku  siap di Barisan depan untuk menjaga kalian dari semua hal yang bisa membuat kalian bersedih. Mungkin aku pikir bahwa aku yang harus menggantikan Ayah. Aku adalah anak laki-laki tunggal dalam keluarga ini, sekalipun aku masih duduk di bangku kuliah, namun hal itu tak menjadikan penghalang untuk berbuat sesuatu untuk keluargaku. Seandainya Ayah masih ada, mungkin kebahagian keluarga aku akan semakin bertambah dengan kehadirannya.
Ayah, semoga Allah swt selalu senantiasa memberikan RahmatNya untuk Ayah, agar ayah di terima di sisiNya dan selalu tersenyum melihat keluarganya...Amien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar